Akhir-akhir ini, untuk melepas rasa lelah karena mengurus kepanitiaan, dan merenungi nasib yang tak kunjung dapat pacar (?) saya mulai menyukai lagu-lagu bergenre post-rock untuk menemani kegalauan saya saat ini, dan meninggalkan lagu-lagu galau barat dan dalam negeri yang biasanya menemani saya di saat galau.
Mungkin akan ada yang bertanya, genre seperti apakah post-rock? Ya, memang genre ini masih jauh dari dunia mainstream dan tidak banyak orang yang mendengarnya. Post-rock adalah genre yang berbeda dengan rock, tapi lagu-lagunya dimainkan dengan instrumen musik rock macam gitar, bas, dan drum namun harmoni, musik, dan suara yang dihasilkan tidak seperti lagu-lagu rock pada umumnya.
Do Make Say Think
Mogwai, pencetus post-rock modern
Sigur Ros
Rata-rata lagu post-rock mengutamakan pada harmoni instrumen musiknya daripada vokal, oleh karena itu kebanyakan band post-rock adalah band instrumental. Sound post-rock juga mengkombinasikan genre-genre lainnya, seperti ambient, jazz, dan electronica, sehingga menghasilkan sound-sound yang berbeda dan kadang minimalis.
Istilah Post-rock pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan band Tortoise dan Bark Psychosis, namun sejak era 60-an, musik-musik yang mirip dengan post-rock sudah ada, seperti yang ditunjukkan The Velvet Underground, band-band Krautrock, dan Public Image Ltd. di tahun 70-an. Post-rock yang sesungguhnya di era 90-an memilki sound yang berbeda dengan post-rock yang populer sekarang ini. Band post-rock generasi pertama seperti Tortoise, Talk Talk, dan Bark Psychosis memasukkan genre-genre musik lain seperti yang disebutkan diatas. Namun Mogwai, band instrumental rock juga disebut post-rock oleh media. Musik Mogwai yang mempunyai konsep quiet/loud sound, pola lagu yang unkonvensional (tidak verse-chorus-verse), menjadi dasar bagi band-band post rock modern sekarang ini. Sekarang ini, band post-rock yang cukup populer adalah Sigur Ros, Mogwai, Godspeed You! Black Emperor, Mono, Explosions In The Sky, dan Do Make Say Think.
Who have leave a comment